Thursday, December 07, 2006


BEDA STANDART

Fenomena menarik bulan ini tuk pelajaran agamaku, disatu sisi heboh pernikahan kedua Aa’ Gym yang di gelari seorang ulama/ustd/kyai meski beliau tidak mau menyandang gelar seperti itu. Disisi lain hebohnya Clips PORNO anggota Dewan Fraksi Golkar dengan salah satu penyanyi dangdut yang khabarnya juga aktifis partai yang sama.

Direkan-rekan kantor banyak penilaian miring, baik untuk kasus Aa’ begitu juga dengan kasus anggota DPR tersebut. Belum lagi dilingkungan rekan-rekan bisnis, lingkungan dirumah, juga komunitas dikendaraan umum. Padahal secara kasat mata itu jelas-jelas dua kasus yang berbeda terlepas dari niat yang melatar belakanginya. Tidakkah kalian sadari?

Kita lupakan sebentar kasus tersebut diatas, beberapa minggu yang lalu seiring dengan kepastian di PHK masalnya saya beserta seluruh rekan-rekan di PT. Cardig Air yang telah 3 tahun mengabdi diperusahaan tersebut, saya berkunjung ke rumah salah seorang rekan yang baru tergabung dalam komunitas pengajian 2 bulanan yang kami adakan rutin. Kebetulan juga suami beliau beda agama, meski sekilas sang istri terlihat seperti dari background keuarga yang taat beragama.

Saat mendekati gerbang rumah kediaman rekan itu, terpampang sekitar 4 mobil berbeda merk dan type dengan corak yang juga berbeda. Decak kagum terlontar sebagai orang kebanyakan yang memiliki naluri sama. Cuma tak lama berselang saya sembunyikan kekaguman itu dalam hati, sambil berlalu setelah amanah sudah tersampaikan meski lewat ajudan (salah satu pembatu).

Beberapa hari berikutnya giliran silaturahmi ke salah satu rekan yang lain, yang kebetulan secara kehidupan biasa-biasa saja. Dalam pembicaraan mengenai kegiatan rutin yang kita adakan 2 bulan sekali ini terselip juga info bisnis kecil-kecilan yang berencana kita ingin lakukan, terlontar juga pengalaman sebelumnya atas kekaguman saya terhadap kemewahan yang dimiliki rekan saya sebelumnya.

Rekan saya kali ini hanya berkomentar,” BEDA Standart” lalu disusul komentar penjelas kalimat tadi.

Rekan: ‘Saya ndak kaget kalo’ kekayaannya seperti itu beda dengan antum, karena memang standartnya beda.

Saya masih belum faham sesungguhnya dengan apa yang dimaksud rekan saya tadi, sampai akhirnya beliau mengambil sebuah contoh yang kebetulan saya sendiri sebagai executornya (pengambil keputusan). Kebetulan di Cardig air saya dipercaya sebagai orang pengadaan yang kebetulan juga kerja single fighters, tuk semua jenis pengadaan terkecuali beberapa item, itupun dikarena keinginan dewan direksi. Dari situ saya mulai faham apa yang dimaksud rekan saya tadi. Batapa tidak meski gaji saya jauh dibawah rekan-rekan yang lain, meski pendidikan dan pengalaman mereka banyak juga yang dibawah saya. Tapi jika saya berkehendak ceperan/sabetan (income diluar gaji) bisa melebihi rekan-rekan saya yang lain dengan memanfaatkan posisi saya sebagai single fighter dalam proses pengadaan. Jujur saja dari item percetakan/printing jika pemesanan dapat rutin baik jumlah dan kwantity per bulan saya dapat mengantongi minimal 1,5 juta. Tanpa saya harus bagi-bagi dengan anak buah atau atasan. Karena memang saya tidak punya anak buah atau team, disamping atasan saya juga bukan

orang yang expert dalam bidang pengadaan (procurement profesional). Belum lagi item lain, office supplay (PC unit, periperal, stasionary, electronic/faxs/TV, etc), Cargo Supply (pallet, Straps, net, plastic,etc), Operasi support (GPS, jappessen/panduan rute, radio HT, phone satelite, etc). Ada kurang lebih 10000 list item, bisa anda bayangkan berapa mobil yang bisa saya peroleh dalam waktu yang singkat. Dari situ makin tergambar apa makna “BEDA STANDART” dalam segala hal di kehidupan saya utamanya, mungkin juga anda yang membaca tulisan ini.

Kembali ke 2 kasus di alenia pertama diatas, jika pernikahan ke 2 Aa’ gym juga ingin kalian anggap suatu kasus. Bahwasannya opini yang tercipta tidak beda dengan standart yang kita jalani dan yakini. Artinya jika kita memang terikat dengan hukum syar’I sebagai seorang muslim, kita tidak akan dengan mudahnya memojokkan beliau (Aa’ gym) terlepas dari niat awal beliau. Yang bisa dipastikan bahwa car yang beliau lakukan adalah cara yang sesuai dengan ukum syar’I (sesuai Agama+di Ridhoi Alloh). Coba anda bandingkan dengan cara yang dilakukan oleh kasus kedua yang nota bene beliau+siperempuan adalah seorang yang beragama ISLAM bahkan kelahiran madura yang nota bene memiliki harga diri beragama tinggi lewat budaya-budaya yang mereka ciptakan.

Sudah adilkan anda menyikapi, apa sumbangsih anda terhadap agama ini jika orang lain sudah berani mengambil keputusan BERAT tuk menyelesaikan salah satu masalah ummat dengan cara berbagi dengan proses menikah tuk kedua kali. Tidakkah anda malu jika Aa’ gym sebagai contoh manusia biasa berusaha sekuat tenaga memperbesar rasa tanggung jawabnya dengan menikah lagi membagi lahir bathinnya bathin, dengan 2 buah keluarga besar dan 2 wanita terhormat baik dari sisi pendidikan, financial dan keturunan terlebih agamanya.

Ada kekaguman saya yang teramat sangat pada te’ nini (istri -1 Aa’ Gym) bukan cuma terhadap ke ridhoan beliau terhadap keputusan sang suami, kan tetapi lebih dari itu. Mungkin jika anda kaum wanita yang bersetatus janda (baik ditinggal mati ataupun bercerai) mampu membesarkan anak-anak tanpa meminta bantuan kaum laki-laki itu bukan apa-apa (meski tetap terasa berat dikarena tidak ideal), dikarenakan tidak ada ujian bathin tambahan dikarenakan suami tidak ada disisi (tidak real). Kan tetapi ridho dan tetap melakukan segala sesuatunya seperti sediakala bahkan lebih disaat yang sama kita rela membagi segalanya lebih dari sekedar berbagi antara kaum miskin dan kaya itu membutuhkan wadah yang memang siap dan besar. Untuk menampung smua hasyrat naluri manusia yang setiap detiknya dimotori hati yang selalu berbolak-balik.

Saya dan istri tersenyum ketika mendengar mertua perempuan yang dalam kedaan struk berkomentar, “ Aa Gym kan anaknya kan sudah banyak, ngapain sih nikah lagi paling-paling karena yang kedua lebih cantik” tidak lebih....to be continued............

No comments: